Aan Anggraeni
14541012
BAGIAN-BAGIAN BUNGA
Pada umunya bunga mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
A. Tangkai bunga (pedicellus)
Tangkai bunga yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat
seperti batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian
yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang sekan-akan merupakan oeralihan dari
daun biasa kehiasan bunga. Tangkai bunga merupakan bagian yang berada pada
bagian bawah bunga. Tangkai ini berperan sebagai penopang bunga dan sebagai
penyambung antara bunga dan batang atau ranting.
B. Dasar bunga (receptaculum)
Dasar bunga yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar,
dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah mengalami
metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain,
bahkan biasanya lalu nampak duduk dalam satu lingkaran.
Bunga dapat disebut sebagai tunas yang mengalami metamorfosis
dan dasar bunga adalah ujung batang yang terhenti pertumbuhannya, biasanya
menebal atau melebar, dan menjadi pendukung bagian-bagian bunga yang merupakan
metamorfosis daun, yaitu kelopak,tajuk bunga, benag sari, dan putik. Karena
terhentinya pertumbuhan batang, ruas-ruasnya menjadi amat pendek, oleh sebab
itu bagian-bagian bunga yang berasal dari daun lalu tersusun amat rapat satu
sama lain. Dasar bunga sering memperlihatkan bagian-bagian yang khusus
mendukung satu bagian bunga atau lebih, bergantung pada bagian bunga yang
didukungnya.
Bagian dasar bunga diberi nama yang berbeda-beda.
a) Pendukung tajuk bunga atau antofor (anthofhorum)
Antofor yaitu bagian dasar bunga yang tempat duduknya daun-daun
tajuk bunga, seperti pada bunga anyelir (Dianthus caryophyllus L.),
b) Pendukung benang sari satau andofor (androphorum)
Bagian dasar bunga yang seringkali meninggi atau memanjang dan
menjadi tempat duduknya benang sari, seperti pada bunga maman (Gynandropsis
pentaphylla D.C.).
c) Pendukung putik atau ginofor (gynophorum)
Suatu peninggian pada dasar bunga yang khusus menjadi tempat
duduknya putik, seperti terdapat pada bunga teratai besar (Nelumbium nelumbo
Druce).
d) Pendukung benang sari dan putik atau androginofor (androgynophorum)
Bagian dasar bunga yang biasanya meninggi dan mendukung benang sari
dan putik diatasnya, seperti pada bunga markisah (Passiflora quadrangulasris
L.).
e) Cakram (discus)
Disamping bagian-bagian tersebut diatas pada dasar bunga
seringkali terdapat semacam peninggian atau bantalan terbentuk cakram yang
seringkali mempunyai kelenjar-kelenjar madu, seperti pada bunga jeruk (Citrus sp.).
Bentuk Dasar Bunga
a) Rata
Semua bagian bunga duduk sama tinggi disatas dasar bunga,
berturut-turut dari luar kedalam: kelopak, tajuk bunga, benagsari, dan putik,
misalnya pada bunga manggistan (Garcinia mangostana L.). dalam keadaan demikian
bakal buah dikatakan dudunya menumpang (superus),
b) Menyerupai kerucut
putik yang berada ditengah-tengah duduknya paling tinggi, juga
disini duduknya bakal buah dikatakan menumpang (superus).
c) Seperti cawan
Daun-daun kelopak dan tajuk bunga duduknya seakan-akan pada
tepi bangunan seperti cawan tadi, sedang putik ditengah pada bagian dasar bunga
yang lebih rendah letaknya daripada tempat duduknya kelopak dan tajuk bunga.
Bakal buah masih dikatakan menumpang (superus),
d) Bentuk mangkuk
Dalam hal ini kelopak dan tajuk bunga lebih tinggi letaknya
daripada putik. Bakal buah terletak dibagian dasar bunga yang legok dan
sebagian bakal buah setengah tenggelam (semi inferus).
Dari uraian mengenai bentuk dasar bunga itu dapat kita lihat,
bahwa hiasan bunga dapat lebih tinggi atau lebih rendah letaknya dibanding
dengan duduknya bakal buah. Berdasarkan sifat itu bunga dapat dibedakan dalam 3
golongan, yaitu:
1. Hipogin (hypogynus)
Jika hiasan bunga tertanam pada bagian dasar bunga yang lebih rendah
daripada tempat duduknya putik, misalnya bunga johar (Cassia siamea Lmk.).
2. Perigin (perigynus)
Jika letak hiasan bunga sama tinggi atau sedikit lebih tinggi
daripada duduknya putik seperti pada dasar bunga yang terbentuk cawan, misalnya
pada bunga bungur (Lagestroemia speciosa pers.).
3. Epigin (epigynus)
Misalnya pada dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala dengan
bakal bunga yang tenggelam, sehingga seringkali seakan-akan hiasan bunga duduk
dibagian atas bakal buah tadi, misalnya pada bunga daun kaki kuda (Centella
asiatica Urban.).
C. Hiasan bunga (perinthium)
Yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak
berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas.
Bagian-bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:
1. Kelopak (kalyx)
Bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya
berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang
melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri
atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat
berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah-pisah.
Kelopak berguna untuk sebagai pelindung bunga, terutama waktu
bunga masih kuncup (sebelum mekar). Jika bunga mengadakan persarian dan
pembuahan, biasanya kelopak lalu runtuh, jarang sakali tetap sampai bentuk
buah. Kelopak yang tetap dan akhirnya ikut merupakan bagian buah misalnya pada
ciplukan (Physalis minima L.).
Kelopak merupakan bagian hiasan bunga yang masih jelas sebagai
organ yang berasal dari daun. Selain warnanya yang biasanya hijau, juga
terbentuknya yang lain, misalnya seperti bulu, seperti pada bunga tumbuhan yang
termasuk suku Compositae.
Kelopak tersusun atas bagian-bagainnya yang dinamakan daun
kelopak (sepala). Pada bunga daun-daun kelopak mempunyai sifat yang
berbeda-beda.
a) Berlekatan (gamosepalus)
Pada kelopak biasanya yang berlekatan hanya bagian bawah
daun-daun kelopaknya saja, bagain atasnya yang berupa pancung-pancungnya tetap
bebas.
Menurut banyak sedikitnya bagian yang berlekatan (atau panjang pendeknya
pancung-pancung dibagain atas kelopak), dibedakan 3 macam kelopak, yaitu
kelopak yang:
1) Berbagi (partitus), jika hanya bagian kecil daun-daun saja yang
berlekatan, pancung-pancungnya panjang, lebih dari separoh panjang kelopak.
2) Bercangap (fissus), jika bagain yang berlekatan kira-kira meliputi
separoh panjangnya kelopak, jadi pancung-pancungnya kira-kira juga separohnya.
3) Berlekuk (lobatus), jika bagian yang berlekatan melebihi separoh panjang
kelopak, jadi pancung-pancungnya pendek saja.
b) Lepas atau bebas (polyspalus)
Jika daun-daun kelopak yang satu dengan yang lain benar-benar
terpisah-pisah, sama sekali tidak berlekatan.
Melihat simetrisnya, bentuk kelopak yang bermacam-macam itu
dibedakan dalam 2 golongan, yaitu yang:
1) Beraturan atau aktinomorf (regularis, actinomorphus), jika kelopak
dengan beberapa cara dapat dibagi menjadi dua bagain yang setangkup (simetris).
Kelopak yang beraturan. a.l. meliputi kelopak-kelopak yang terbentuk:
o Bintang
o Tabung
o Terompet
o Mangkuk
o Piala
o Corong
o Lonceng, dll.
2) Setangkup tunggal atau zigomorf (zygomorphus). Kelopak yang bersifat
demikian antara lain kita jumpai pada kelopak yang:
o Bertaji (calcaratus), seperti terdapat pada bunga pacar air (Impatien
balsamina L.),
o Berbibir (labiatus), yaitu kelopak yang bagian bawahnya berlekatan
berbentuk tabung atau buluh. Bagian atasnya terbelah dua seperti bibir atas dan
bawah, misalnya pada bunga salvia (Salvia spelendens Ker-Gawl.).
2. Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla)
Tajuk bunga atau mahkota bunga yaitu bagian hiasan bunga
yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna
bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri dari
atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya dengan daun-daun
kelopak dapat berlekatan atau tidak.
Tajuk bunga atau atau mahkota bunga merupakan hiasan bunga
yang terdapat disebelah dalam kelopak, umumnya lebih besar, dengan warna yang
indah, menarik, dengan bentuk susunan yang bagus, tidak jarang pula mempunyai
bau yang harum tetapi banyak juga yang sebaliknya. Apabila proses penyerbukan
sudah terlaksana, boleh dikatakan bahwa tajuk atau mahkota bunga sudah selesai,
oleh sebab itu biasanya tajuk bunga tampak layu dan kemudian gugur.
Bagian-bagian tajuk bunga dinamakan daun tajuk atau daun
mahkota (petala), dan sepreti halnya dengan daun-daun kelopak, daun-daun
mahkota bunga menunjukan sifat yang berbeda pula:
a. Berlekatan (sympetalus, gamopetalus, atau monopetalus). Dalam
keadaan demikian, pada tajuk bunga dapat dibedakan tiga bagian, yaitu:
1. Tabung atau buluh tajuk
2. Pinggiran tajuk
3. Leher tajuk
b. Lepas atau bebas (choripetalus, dialypetalus, atau polypetalus),
jika daun-daun tajuk terpisah-pisah satusama lain. Dalam keadaan demikian pada
setiap daun tajuk dapat dibedakan:
1. Kuku daun tajuk (unguis), yaitu bagian bawah daun tajuk yang tidak lebar
dan seringkali lebih tebal daripada bagian lainnya.
2. Helaian daun tajuk (lamina), yaitu bagian yang lebar dan biasanya tipis.
Tajuk atau mahkota bunga pun seperti halnya dengan kelopak
mempunyai bentuk yang bermacam-macam, dan berdasarkan simetrinya dapat pula
dibedakan dalam :
a. Beraturan (regularis), tajuk bunga yang beraturan meliputi
bentuk-bentuk:
1. Bintang (rotatus atau stellatus), misalnya tajuk bunga lombok (Capsicum
annuum L.),
2. Tabung (tubulosus), misalnya bunga tabung pada bunga matahari
(Helianthus annuus L.),
3. Terompet (hypocratepormis), misalnya bunga jantan pada papaya (Carica
papaya L.),
4. Mangkuk (urceolatus),
5. Corong (infundibuliformis), misalnya bunga kecubung (Datura metel L.),
6. Lonceng (campanulatus), misalnyabunga ketela rambat (Ipomea batatas
poir.).
b. Setangkup tunggal, bersimetri satu, atau monosimetris (zigomorphus),
tajuk bunga zigomorphus seringkali mempunyai sifat atau bentuk yang khas,
misalnya:
1. Bertaji, (calcaratus), yaitu tajuk bunga yang mempunyai suatu bagian
yang berbentuk taji pada kaki ayam jantan, misalnya bunga larat (Dendrobium
phalaenopsis Fitzg.),
2. Berbibir (labiatus), jika tajuk bunga seakan-akan dibelah dua, sehingga
tepinya merupakan dua bibir, misalnya pada bunga kemangi (Ocimum basilicum L.),
3. Berbentuk seperti kupu-kupu (papilionaceus), misalnya bunga kacang tanah
(Arachis hypogaea).
4. Bertopeng (personatus), misalnya pada bunga mulut singa (Annthirrhinum
majus L.).
5. Berbentuk pita (ligulatus). Misalnya bunga-bunga pinggir pada bunga
matahari (Helianthus annuus L.).
D. Tenda bunga (perigonium)
Tenda bunga Pada suatu bunga seringkali tidak kita dapati
haisan bunganya. Bunga demikian dinamakan bunga telanjang (flos nudus),
misalnya pada patikan (Euphorbia hirta L.), atau hiasan bunga tadi tidak dapat
dibedakan dalam kelopak dan mahkota, dengan kata lain perkataan kelopak dan
mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya. Hiasan bunga yang demikian sifatnya
dinamakan: tenda bunga (perigonium), yang terdiri atas sejumlah daun tenda
bunga (tepala), misalnya pada kembang sungsang (Gloriosa superba L.).
Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga dinamakan daun tenda
bunga (tepala) menurut bentuk dan warnanya dapat dibedakan dalam dua golongan:
1. Serupa kelopak (calicinus), biasanya tid
ak begitu besar dan tidak begitu menarik, seperti terdapat pada bunga
berbagai jenis palma (Palmae).
2. Serupa tajuk (corollinus), warnanya bermacam-macam juga biasanya lebih
besar dan bentuknya seringkali amat menarik pula, bahkan lebih menarik daripada
tajuk bunga sesungguhnya, misalnya pada bunga anggerik (Orchidaceae).
Pada tenda bunga ternyata bagian-bagiannya yang berupa
daun-daun tenda tadi ada yang:
a. Berlekatan (gamophyllus), tenda bunga yang berlekatan memperlihatkan
bentuk yang beraneka ragam.
b. Lepas atau bebas (pleiophyllus) satu sama lain, misalnya pada kembang
sungsang (Gloriosa superba L.).
Pertanyaan :
1.
Persamaan
antara mahkota bunga dan tanda bunga?
2.
Apakah
semua tumbuhan menghasilkan bunga.Jika tidak,apa tumbuhan yang tidak
menghasilkan bunga?
3.
Jenis-jenis
penyerbukan pada bunga?
Jawaban
1. persamaan antara Mahkota bunga dan tenda bunga (perhiasan bunga)
·
tenda
bunga mempunyai hiasan bunga
Ø kelopak, ukuran lebih kecil
Ø mahkota, warna mencolok, ukuran lebih kecil
·
warna
bunga
bentuknya sama
tidak bisa
membedakan yang mana kelopak, yang mana mahkota.
2. tidak, tumbuhan
dibagi menjadi dua :
·
berbunga
: akar, batang, daun, bnga dan buah, dll) contoh : anggrek, pualan, melati.
tidak berbunga
(tidak memiliki buah, bunga tingkat rendah dan biji) contoh : paku-pakuan
suplir, jamur, lumut.
a)
penyerbukan
sendiri(autogamy).yaitu jika serbk sari yang jatuh di kepal putik berasal dari
bunga itu sendiri,
b)
penerbukan
tetangga (geitonogamy),jika serbuk yang
jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain pada tumbuhan itu juga
c)
penyerbukan
silan (allogamy,xenogamy),jika serbuk sarri yang jatuh di kepala putik itu berasal
dari bunga tumbuhan lain,tetapi masih tergolong dalam jenis yang sama,
d)
pentyerbukan
bastar(hybridogamy),jika serbuk sari berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang
berbedea jeninya atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar